Tuesday, September 11, 2012

Memeluk Islam Setelah Membandingkan Al-Quran

TUNTUTAN membandingkan (isi) Injil dengan al-Quran ternyata mengubah jalan hidup Jeanne. Dia malah mendapat hidayah Allah. Dia menemukan bahawa al-Quran itu tidak dapat dibandingkan dengan Injil. Dia sedar dan bahkan yakin bahawa al-Quran itu Kitab Suci yang luar biasa. “Al-Quran itu tidak dapat dibandingkan dengan apa pun,” tegas wanita yang lahir di Jakarta pada 4 Ogos 1972 ini kepada Hidayah.

Membandingkan al-Quran
Sebelum memeluk Islam, Jeanne adalah penganut Kristian yang taat. Dia lahir di tengah-tengah keluarga Kristian ortodok. Bahkan, di dalam keluarga Jeanne, hampir sebahagian besar jadi paderi. “Keluarga saya itu hampir semuanya paderi Evangelis – keluarga Kristian ortodok,” jelas Jeanne. Selepas melanjutkan pengajian Jurusan Ekonomi di Unsrat (Universitas Sam Ratulangi), Manado, Sulawesi Utara, tepatnya pada tahun 2004, Jeanne seterusnya ke Jakarta untuk belajar Injil di Sekolah Tinggi Ilmu Injil. Di sekolah itu, dia belajar Injil dan ilmu perbandingan agama dengan mempelajari kitab-kitab suci dari agama-agama lain, termasuk kitab suci al-Quran yang tak lain adalah kitab suci umat Islam. Tetapi, setelah mempelajari agama-agama lain, ada satu hal yang mengganjal di hati Jeanne. Sebab, dia melihat antara Islam dan Kristian kerap kali terjadi pertentangan. Padahal dia tahu antara Kristian dan agama-agama yang lain (selain Islam) tak banyak ada pertentangan. Dari situlah, Jeanne kemudian ingin mencari tahu lebih jauh dengan cara membandingkan Injil dan al-Quran. Dalam hati, Jeanne memendam satu pertanyaan: apa perbedaan antara Kristian dan Islam?  Diam-diam, Jeanne pun membeli kitab suci al-Quran. Setelah itu, perlahan-lahan dia mulai mempelajari (isi) al-Quran dan membandingkan dengan Injil. Tetapi, seiring perjalanan waktu, Jeanne mengaku tidak dapat membandingkan Injil dengan al-Quran. Padahal, sebelumnya dia memahami bahawa Injil dan al-Quran itu sama. Sebab al-Quran itu diyakini menciplak Injil. “Kisah Maryam itu baik dalam Injil mahupun di dalam al-Quran sama. Sebab dalam dunia Kristian diyakini bahawa al-Quran itu menciplak Injil. Tapi, setelah saya bandingkan, ternyata tidak seperti itu; sungguh berbeda. Al-Quran itu sungguh luar biasa. Saya ternyata tidak dapat membandingkan, dan bahkan sampai sekarang pun saya tidak dapat membandingkan al-Quran dengan apa pun,” ujar Jeanne. Selama membandingkan al-Quran dengan Injil itu, Jeanne mengaku sering merasa getaran perasaan. Ada perasaan lain tatkala dia mengangkat, lantas memegang, dan membaca kitab suci al-Quran. Apalagi, setelah dia kemudian menemukan bukti bahawa al-Quran itu memang Kitab Suci luar biasa dan tidak dapat dibandingkan dengan Injil. Sebab, menurut Jeanne, yang tertulis dalam al-Quran itu adalah nyata. “Dan saya bandingkan setiap kata dan kalimat. Dari awal hingga akhir, ternyata tidak ada yang berubah. Tetapi, cetakan Injil hari ini dengan cetakan dua tahun dulu pasti berbeda isinya. Itu yang tidak boleh saya bandingkan. Setelah saya belajar membandingkan al-Quran dan Injil, ternyata saya justeru malah tertarik pada Islam. Ada magnet kuat yang menarik saya untuk lebih mengenal Islam,” kenang Jeanne.

Selanjutnya dapatkan Hidayah September 2012 di pasaran...

No comments: