Monday, January 13, 2014

Nabi Yang Bersujud Di Perut Ikan

LAKI-LAKI salih itu berjalan ke arah pantai dengan memendam duka dan kecewa. Di hatinya, gemuruh kemarahan seperti tengah memuncak hingga ke ubun-ubun. Hari itu, akhirnya dia memutuskan pergi meninggalkan kota Ninawi. Sebab, dia merasa sudah tak ada lagi yang perlu dilakukan di kota itu setelah sekian lama berdakwah. Semua terasa sia-sia, tidak membuahkan hasil. Setelah berjalan cukup jauh, laki-laki itu pun tiba di pantai. Hamparan laut yang biru terlihat meneduhkan dan membuat hatinya sedikit terhibur. Sejenak dia melepas lelah seraya menunggu kedatangan kapal layar yang akan berlabuh - untuk kemudian membawanya pergi meninggalkan kota Ninawi. Tidak berapa lama, sebuah kapal layar datang berlabuh di tepi pantai. Kapal itu pun menurunkan beberapa penumpang, dan beberapa orang kemudian naik untuk pergi berlayar, termasuk lelaki salih itu. Tetapi setelah penumpang naik ke atas, kapal itu terlihat lain. Kapal itu seperti penuh dengan muatan. Kendati demikian, kapal itu tetap memaksakan diri berlayar ke tengah lautan. Layar dikembangkan, dan perlahan kapal itu seperti merambat pelan di permukaan air laut.

***

Laki-laki salih itu tak lain adalah Nabi Yunus a.s., seorang Nabi yang mendapatkan mandat dari Allah untuk berdakwah di Ninawi — sebuah  wilayah Mosul, yang letaknya di pinggir laut. Awalnya, dia yang lahir di kota Ninawi mengajak penduduk tersebut untuk berbuat kebaikan dan kebajikan. Tapi selain itu ada hal penting lagi yang dia dakwahkan yang tak semata-mata berkaitan dengan moral (etika), yakni mengajak penduduk Ninawi mengikuti risalah tauhid yang diwahyukan Allah, kerana hal itu sebenarnya ajaran yang paling penting dari maksud diutusnya Nabi Yunus. Sayang seribu sayang, niat dan maksud baiknya diabaikan dan bahkan tidak dipedulikan. Penduduk Ninawi mendustakan Nabi Yunus. Mereka ingkar, tetap memilih dalam kekufuran. Hal itulah yang membuat Nabi Yunus merasa dakwah yang dilakukannya itu sia-sia. Maklum, Nabi Yunus sudah berdakwah cukup lama. Dari situlah, dia merasa tidak perlu lagi hidup di tengah-tengah kaumnya. Dia kecewa. Dia marah kerana kerja keras dan perjuangan dakwah selama sekian tahun itu tidak membuahkan hasil. Akhirnya, setelah sekian lama berdakwah dan tidak membuahkan hasil, dia pergi meninggalkan kaumnya dan mengancam bahawa dalam waktu tiga hari ke depan akan diturunkan azab Allah kepada penduduk Ninawi. Sebab, tak ada satu pun penduduk Ninawi yang mengikuti ajakannya atau menjadi pengikut Nabi Yunus.

***

Setelah kapal yang ditumpangi Nabi Yunus itu berlayar dan tepat berada di tengah lautan, rupanya cuaca sedang tidak baik. Gelombang bergulung-gulung. Kapal yang dinaiki laki-laki salih itu seperti diguncang-guncang ombak dan gelombang besar yang datang silih berganti. Kapal pun terumbang-ambing di tengah lautan. Sebahagian besar penumpang menjerit histeria, dan dicekam ketakutan lantaran kapal itu hampir tenggelam digulung ombak dan gelombang yang besar. Bahkan, kapal itu tidak selang lama mengalami kebocoran. Akibatnya, kapal itu semakin tertatih-tatih dan kian berat berlayar di tengah lautan kerana menanggung muatan yang sangat berat.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Januari 2014 di pasaran...

No comments: