TIDAK lama dulu, seorang tokoh agama yang tersohor, Datuk Abu Hassan Din Al-Hafiz telah bercakap mengenai “Sirat” iaitu jembatan atau titian yang akan dilalui oleh manusia di akhirat kelak sebelum mereka masuk ke dalam syurga. Beliau telah menimbulkan isu tersebut dalam rancangan TV yang berjudul: “Tanyalah Ustaz”. Kemudian beliau telah memberikan ceramahnya dalam beberapa kuliah agama termasuk di masjid dan di surau di sekitar ibu kota, Kuala Lumpur. Abangnya, Profesor Dr. Haron Din dalam satu ulasan yang disiarkan dalam sebuah akhbar tempatan menyanggah pendapat adiknya itu. Katanya: “Sebenarnya “Sirat” (jambatan) itu ada atau pun wujud di akhirat nanti..” Ada beberapa orang ustaz di sekitar ibu kota ketika memberikan kuliah agamanya telah ditanya oleh beberapa orang jemaah berhubung dengan isu tersebut. Ustaz-ustaz tersebut ada berani bercakap terus terang. Ustaz itu menjelaskan wujudnya Sirat itu di akhirat nanti. Orang-orang mukmin akan melintasai sirat tersebut dengan perbagai cara dan keadaan. “Kerana isu tersebut hanya sebagai perbezaan pendapat dalam mentakrifkan ayat Quran dan hadis Nabi, saya tidak perlu mahu ulas panjang,” kata salah seorang ustaz yang lain. Dalam sebuah kitab agama yang menerangkan berhubung dengan perkara-perkara yang berlaku di akhirat dimana mereka yang bersalah akan masuk neraka telah menghuraikan tentang “sirat” ini.
Sebuah hadis Nabi s.a.w. telah disiarkan berikutan dengan satu pertanyaan dari sahabat Nabi s.a.w. bernama Abu Said Al-Khudri r.a. mengenai dengan melihat Allah di akhirat nanti. Para sahabat juga ingin mahu tahu apakah kita orang-orang Mukmin ini akan dapat melihat “Rabb” kami pada hari Kiamat. Dalam masa Nabi s.a.w. mennjelaskan kedudukan pertanyaan tersebut, Rasulullah telah menghuraikan juga mengenai “Sirat” yang akan dilalui oleh mereka. Cuba ikuti sebuah hadis yang panjang dari Rasulullah berhubung dengan bab ini: Dari Abu Said Al-Khudri, dia berkata: Kami bertanya: “Wahai Rasulullah! Apakah kami akan melihat Rabb kami pada Hari Kiamat?’ Baginda menjawab: ‘Apakah kalian terhalangi untuk melihat matahari dan bulan pada hari yang sangat cerah?’ Kami menjawab: ‘Tidak!’ Baginda bersabda: ‘Sesungguhnya kalian tidak terhalangi untuk memandang Rabb kalian pada hari itu kecuali seperti kalian terhalangi untuk melihat matahari dan bulan.”
Kemudian baginda melanjutkan: ‘Seorang penyeru akan memanggil: ‘Hendaknya setiap kaum pergi bersama apa yang dulu dia sembah. ‘ Maka penyembah salib pergi bersama salibnya. Penyembah berhala pergi bersama berhalanya. Dan penyembah setiap Tuhan pergi bersama tuhan-tuhannya. Hingga tertinggal orang-orang yang dahulu beribadah kepada Allah dari golongan baik dan buruk, serta sisa orang-orang Ahlul Kitab.’ Kemudian didatangkan Neraka Jahanam, ia dibentangkan kepada mereka seperti fatamorgana. Maka dikatakan kepada orang-orang Yahudi: ‘Apa yang dahulu kalian sembah?’ Mereka menjawab: ‘Kami dahulu menyembah Uzair putera Allah.’ Allah berfirman: ‘Kalian berdusta Allah tidak mempunyai isteri dan anak. Apa yang kalian inginkan?’ Mereka menjawab: ‘Kami ingin engkau memberi minum kami.’ Maka dikatakan: ‘Minumlah!’. Dan mereka pun berjatuhan ke dalam Jahanam. Kemudian dikatakan kepada orang-orang Nasrani: ‘Apa yang dahulu kalian sembah?’ Mereka menjawab: ‘ Kami dahulu menyembah Al-Masih putera Allah.’ Maka dikatakan: ‘Kalian telah berdusta. Allah tidak pernah memiliki isteri dan anak. Apa yang kalian inginkan?’ Mereka menjawab: ‘Kami ingin Engkau memberi kami minum.’ Dikatakan: ‘Minumlah!’. Maka mereka pun berjatuhan (ke dalam Jahanam). Hingga tertinggal orang-orang yang dahulu menyembah Allah dari golongan baik dan buruk. Dikatakan kepada mereka: ‘Apa yang menahan kalian di sini saat para manusia sudah pergi?’ Mereka menjawab: ‘Kami telah menghindari mereka (kerana Allah) dan kami lebih perlu kepadaNya hari ini daripada mereka. Kami telah mendengar penyeru yang menyerukan: ‘Hendaknya masing-masing kaum mengikuti apa yang dahulu mereka sembah’. Sekarang kami di sini sedang menunggu Rabb kami.” Rasulullah melanjutkan: “Kemudian Al-Jabbar (Yang Maha Perkasa) datang kepada mereka dalam rupa lain, bukan rupa yang sudah pernah mereka lihat pada pertama kalinya.’ Allah berfirman: ‘Aku adalah Rabb kalian.’ Maka mereka berkata: ‘ Engkau adalah Rabb kami.’ Dalam sebuah riwayat Al-Bukhari mereka berkata: “Di sinilah tempat kami, hingga Rabb kami datang kepada kami. Jika Dia datang, kami pasti mengenalNya.” Kemudian Allah datang dalam rupa yang sudah mereka kenal. Maka tidak berbicara dengan Allah kecuali para Nabi. Allah bertanya: ‘Apakah antara kalian denganNya ada tanda yang boleh kalian kenali?’ Mereka menjawab: ‘Betis.’ Maka Allah menyingkap betisNya dan bersujud kepadaNya setiap orang mukmin. Tinggal tersisa siapa saja yang bersujud kepada Allah kerana riyak dan sumaah. Setiap kali mereka berusaha sujud, belakangnya langsung mengencang (tidak mahu membongkok). Kemudian didatangkan jambatan (Siratal-Mustakim). Ia dibentangkan di antara dua belakang Jahanam. Dalam salah satu riwayat Imam Muslim: Allah s.w.t. bertanya: “Apa yang kalian tunggu? Setiap umat telah mengikut apa yang dulu mereka sembah.” Mereka menjawab: “Wahai Rabb kami! Kami telah menghindari manusia di dunia saat kami sangat memerlukan mereka. Meski demikian kami tidak mendekati mereka.” Maka Allah berkata: “Saya adalah Rabb kalian.” Mereka berkata: “Kami berlindung kepada Allah dari keburukanmu. Kami tidak akan berbuat syirik kepada Allah sedikit pun.” Mereka mengucapkan itu dua atau tiga kali. Hingga sebahagian mereka hampir-hampir berbalik. Maka Allah bertanya: “Apakah antara kalian dengan Rabb kalian ada suatu tanda yang boleh kalian kenali?” Mereka menjawab: “Ada” Kemudian dibukakalah betis itu. Sehingga tidak tersisa orang yang bersujud kepada Allah dengan ikhlas kecuali Allah mengizinkannya untuk bersujud. Dan tidak tersisa orang yang bersujud kepada Allah kerana takut atau riyak, kecuali Allah menjadikan belakangnya mengeras. Setiap hendak bersujud ia langsung terjatuh di atas tengkuknya pada pertama kalinya. Kemudian mereka mengangkat kepalanya dan Allah telah mengubah rupaNya menjadi rupa yang sudah pernah mereka lihat sebelumnya. Allah berkata: “Saya adalah Rabb kalian.” Mereka pun berkata: “Engkau adalah Rabb kami.” (HR. Muslim, no. 183)
Selanjutnya dapatkan Hidayah November 2011 di pasaran...
Friday, November 11, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment