Wednesday, April 10, 2013

Kisah Nabi Ishak Dan Kedua Puteranya

SUATU hari, Nabi Ibrahim a.s. kedatangan tiga orang tetamu yang tidak dikenali. Tetapi, sekali pun tidak mengenal ketiga tamunya tersebut, Nabi Ibrahim tetap menyambut mereka dengan sopan dan lemah lembut. Maklum, Nabi Ibrahim sudah dikenali ramai sebagai orang yang suka menghormati para tetamunya.
Dalam kesempatan itu, Nabi Ibrahim pun tak ingin mengecewakan ketiga tamu-tamu tersebut. Pendek kata, Nabi Ibrahim ingin menghormati ketiganya dengan menghidangkan masakan. Setelah menyambut ketiga tamunya, Nabi Ibrahim segera pergi ke kandang, lalu menyembelih kambing yang gemuk, memasaknya menjadi masakan yang istimewa dan kemudian dihidangkan di hadapan ketiga tamu-tamu itu sebagai satu bentuk penghormatan. Tapi, ketika hidangan itu sudah matang dan Nabi Ibrahim menghidangkan di hadapan mereka, anehnya tidak satu pun dari ketiga tamu-tamu itu yang mahu menyentuh masakan yang ada di hadapan mereka. Nabi Ibrahim seketika kebingungan dan cemas. Dalam hati, Nabi Ibrahim merasa tidak enak, dan merasa ada yang salah dengan apa yang telah dihidangkan. Sebab, hidangan makanan itu tak tersentuh dan seperti sia-sia. Hingga akhirnya, salah satu dari ketiga tamu itu berkata, “Ibrahim, engkau tidak usah cemas dan khuatir. Kami adalah utusan Allah untuk tanah Sadum. Kami adalah para malaikatNya. Dia telah memerintahkan kepada kami untuk menghukum penduduk Sadum.” Seketika itu, Nabi Ibrahim terdiam. Baginda faham, kenapa makanan itu tidak disentuh dan tidak dimakan. Tetapi, dia langsung teringat dengan penduduk Sadum, terlebih lagi di Sadum ada Nabi Luth a.s. “Luth ada di tanah Sadum,” ujar Nabi Ibrahim. “Kami tahu. Allah telah memerintahkan kami untuk menghancurkan penduduk itu beserta penduduknya, kecuali Luth dan anak perempuannya,” jawab salah satu utusan itu. Sebenarnya, dalam hati Nabi Ibrahim ingin menunda hukuman itu. Sebab ia masih ingin membimbing penduduk Sadum ke jalan yang benar. Walau pun penduduk Sadum ketika itu dikenal sebagai orang-orang kafir dan berlumur kejahatan, tetapi Nabi Ibrahim merasa sedih ketika mereka hendak dihancurkan. Tetapi, ketiga tamu Nabi Ibrahim seperti membaca dengan jelas apa yang terlintas di benak dan fikiran Nabi Ibrahim. Tidak salah, kalau kemudian salah satu dari mereka berkata, “Ibrahim, menjauhlah dari masalah ini. Perintah Tuhanmu telah datang.”

Selanjutnya dapatkan Hidayah April 2013 di pasaran...

No comments: