Wednesday, April 10, 2013

Lautan Yang Tidak Bercampur

AYAT di atas membincangkan tentang dua air atau lautan yang berbeda jenis dan bertemu, tetapi satu sama lain tetap pada posisinya iaitu tidak bercampur. Sebelum diadakan penelitian, logiknya kita pasti akan sulit menerima fakta ini. Ayat serupa yang menjelaskan tentang ini adalah QS. Al-Furqan ayat 53 yang ertinya, “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” Dalam Tafsir al-Qurthubi karya Imam al-Qurthubi, beliau mengutip pendapat al-Hasan yang dijelaskan dalam karya (tafsir) al-Mawardi bahawa dua laut yang tidak bertemu yang dimaksud adalah laut Parsi dan laut Rom. Sementara menurut Ibnu Abbas dan Ibnu Jubair, dua laut itu adalah laut langit dan laut bumi. Ibnu Abbas berkata, “Kedua laut itu bertemu setiap tahun dan antara keduanya terdapat pembatas dan penghalang yang menghalangi agar air asin ini tidak menjadi tawar, atau yang tawar menjadi asin.” Pertanyaannya: bagaimana dua air atau lautan yang berbeda jenis ketika bertemu itu tidak boleh bercampur? Suatu ketika seorang Oceanografer berbangsa Perancis, Jaques Yves Cousteau, telah menemukan sebuah fakta tentang pertemuan dua laut yang tidak bercampur. Ia meneliti pertemuan Samudera Atlantik dan Mediteranian yang tidak bercampur satu dengan yang lain. Keduanya berada di selat Gibraltar, iaitu lautan sempit yang berada di antara Daratan Morocco, Afrika dan daratan Sepanyol, Eropah. Pertemuan dua arus laut ini ditandai perbedaan warna dari kedua lautan. Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru lebih terang, sedangkan air laut Mediteranian berwarna biru lebih gelap, lebih pekat. Garis batasnya dapat terlihat jelas. Penelitian Cousteau ini dilakukannya ketika melakukan eksplorasi di bawah laut. Ia menemui kumpulan mata air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. “Seolah-olah ada dinding yang membatasi kedua aliran air itu,” ujar Cousteau. Beliau pun mencuba mempelajari ilmu kelautan untuk memecahkan misteri tentang fenomena ganjil tersebut, namun tak pernah membuahkan hasil. Dia pun menceritakan hal ganjil itu kepada seorang profesor muslim. Terkejutlah Cousteau ketika profesor muslim menceritakan bahawa fenomena itu telah dijelaskan al-Quran 14 abad silam. Ilmuan muslim pun memetik dua ayat al-Quran di atas. Terpesonalah Costeau mendengar ayat-ayat al-Quran itu. Kekagumannya terhadap ayat suci al-Quran itu melebihi kekagumannya akan pemandangan laut dalam yang pernah dilihatnya. Menurut Cousteau, mustahil jika al-Quran disusun oleh Nabi Muhammad s.a.w. Sebab, pada zaman itu belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Costeau pun dikhabarkan masuk Islam secara diam-diam, atas kekagumannya pada al-Quran yang mengungkapkan fenomena alam ini. Jaques Cousteau meninggal dunia pada hari Rabu, 25 Jun 1997, dan dengan kerahsiaan Islamnya, banyak orang terdekatnya yang tidak tahu. Ia dikhabarkan dikebumikan di Katedral Notre Dame di Paris.

Selanjutnya dapatkan Hidayah April 2013 di pasaran...

No comments: