Monday, December 9, 2013

Kain Kafan Terbakar

PERISTIWA memilukan ini terjadi di Desa ST di  pulau Sumatera, tahun 2006. Kisahnya disampaikan oleh Andi [samaran] yang mengetahui kisah kejadian tersebut. Bermula dari penemuan jenazah Sigit (nama samaran) oleh Rahmat. Sepulang dari sungai, dia melintasi kuburan Sigit. Seketika saja ia terkejut kerana melihat mayat Sigit yang sudah dikuburkan seminggu muncul ke permukaan. “Jasad Sigit keluar dari liangnya dengan tubuh hitam legam seperti habis dibakar,” cerita Rahmat kepada keluarga Andi. Kejadian mengerikan yang dilihatnya itu pun seketika membuat Rahmat ketakutan luar biasa. Dia pun segera berlari untuk menemui beberapa orang kampung dan memberitahukan kejadian tersebut. Kejadian ini sempat membuat ibu Andi tidak percaya, “Yang benar-benar saja apa yang kau ucapkan tu...?” “Ya Bu, saya lihat sendiri. Begini saja, kita panggil beberapa orang untuk menyaksikannya bersama-sama supaya kita tahu apa yang terjadi,” ujar Rahmat berusaha membenarkan apa yang baru dilihatnya. Ajakan Rahmat diterima oleh Andi. Ia pun menyuruh beberapa orang untuk berkumpul di rumahnya. Setelah itu, mereka (termasuk Andi sendiri) pergi bersama-sama ke kuburan Sigit untuk menyaksikan peristiwa mengerikan tersebut sekitar jam 6.30 petang.  Setelah sampai di kuburan, benar saja apa yang diceritakan oleh Rahmat. Tampak sebuah pemandangan mengerikan terjadi di kuburan Sigit. Jasad Sigit keluar dari liang lahadnya dalam keadaan setengah badan. Mulai dari bahagian badan hingga bahagian kepala, muncul ke permukaan. Kejadian itu membuat sebahagian ibu-ibu berteriak histeria kerana ketakutan. “Yang aneh dari mayat tersebut adalah matanya yang melotot seperti hendak keluar. Kemudian sekujur tubuhnya dan kain kafan pembungkus mayatnya hitam seperti hangus terbakar,” cerita Andi melalui kiriman surat yang dikirimkannya kepada redaksi Hidayah. Sebagai saksi, awalnya Andi berfikir bahawa ada seseorang yang berusaha membakar jenazah Sigit. Tetapi, setelah diperhatikan, rupanya jenazah itu berusaha untuk keluar sendiri dari alam kubur kerana tak kuat menahan sakitnya seksaan dalam kubur. Wallahu a’lam bilshawab!“ Setelah kuperhatikan lebih dekat sepertinya jasad itu berusaha untuk keluar dari liang lahad. Kerana salah satu kaki jenazah sudah berusaha untuk naik dari lubang kubur tersebut. Namun, usahanya sia-sia,” tulis Andi. Tidak lama kemudian, jasad Sigit dimasukkan (dikubur) kembali ke liang lahad. Sejak itu, berbagai kisah pahit berkaitan Sigit pun merebak ke mana-mana, menjadi buah bibir. Apakah sebenarnya yang dilakukan oleh Sigit sewaktu hidupnya sehingga ia merasakan penderitaan sedemikian dahsyat di alam kubur?

Seorang Tukang Kebun
Sehari-harinya pekerjaan Sigit adalah sebagai seorang tukang kebun. Ia mengurusi beberapa kebun kopi milik saudagar kaya di kampung, iaitu Tuan Dolah. Termasuk kebun kopi milik keluarga Andi juga diurus oleh  Sigit. Dia juga memelihara kambing milik beberapa orang kampung sekitar yang keuntungannya dibuat secara sistem pawah dibahagi dua jika binatang itu melahirkan anak. Namun, dalam melaksanakan ternyata Sigit dinilai “tidak jujur”. Dia suka menyelewengkan hasil tani tanpa sepengetahuan pemilik kebun.  Hal ini tersingkap saat Sigit menyerahkan hasil penjualan kopi kepada keluarga Andi yang ternyata jumlahnya tidak sesuai dengan perkiraan awal. Kenyataannya mereka hanya menerima sejumlah wang yang jauh meleset dari perkiraan awal. Ketika ditanya soal ini, Sigit pun selalu memberi alasan, “Kalau hasil kopi tahun ini menurun akibat kualiti kopinya yang jelek, sehingga banyak yang tidak dapat dipetik.” Begitu juga terhadap orang lain, Sigit selalu pandai mengelak. Misalnya, ketika beberapa orang meminta pertanggungjawapan Sigit kerana kambing-kambing yang dipercayakan kepadanya untuk dirawat ternyata banyak yang hilang, Sigit hanya menjawab bahawa kambing-kambing itu telah dimakan binatang buas. Sigit pun kemudian mereka-reka cerita agar kejadian itu nyata, iaitu dengan memperlihatkan sebuah bercak darah di kandang binatang-binatang tersebut. Padahal, itu hanya akal-akalan Sigit saja agar mereka percaya. Dan Sigit, lagi-lagi, kembali mendapatkan kemenangan atas kebohongan dan tipu dayanya. Tidak saja terhadap orang lain, kepada isterinya sendiri Sigit telah berbuat aniaya. Ia seringkali mengabaikan nafkah lahir dan batin. Bahkan, ketika dia mendapatkan wang banyak dari hasil tipuannya, dia gunakan untuk bersenang-senang dengan wanita lain di tempat pelacuran. Sigit juga jarang pulang ke rumah dan mengurus rumah tangganya dengan baik.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Disember 2013 di pasaran...

No comments: