Wednesday, June 11, 2014

Setelah 15 Tahun Rangka Mak Andam Harum

ORANG-ORANG salih biasanya memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki orang awam. Lazimnya, kelebihan yang dianugerahkan Allah s.w.t. itu muncul tidak terhad dikala mereka masih hidup. Ketika sudah mati pun, mereka diperlihatkan keajaiban-keajaiban yang sulit diterima akal. Di antara ciri orang salih adalah selalu mengingatNya, ikhlas menerima keputusanNya, dan sentiasa berusaha mendekatkan diri kepadaNya dengan cara melaksanakan apa yang sudah diperintahkan Allah s.w.t. mahupun RasulNya. Berikut ini kisah nyata tentang perjalanan hidup seorang perias pengantin (mak andam) yang mudah-mudahan boleh dikategorikan sebagai orang salih.

Pemindahan Jenazah
Lima belas tahun sudah jenazah Zuriah binti Tido dikebumikan bersama jasad saudara-saudara dari keluarga ayah di tanah wakaf khusus milik keluarga. Tahun 1985 keluarga Zuriah diberitahu, di atas tanah wakaf itu akan dibangun sebuah kilang yang hingga kini masih beroperasi. Maka, menurut pihak pembeli tanah, mayat-mayat yang terkubur di dalamnya harus dipindahkan ke Tempat Perkuburan Umum (TPU) terdekat.
Ahli waris Zuriah kaget mendengar khabar tak sedap itu. Sebabnya, anggota keluarga selama ini tidak ada yang berminat menjual tanah leluhurnya. Selidik punya selidik, rupanya ada ‘sendikit’ jahat yang bermain disebalik jual beli tanah yang harganya sangat tinggi, kerana berada di kawasan perindustrian. Keluarga Zuriah tak berkata apa-apa. Data dan dokumen yang ditunjukkan pembeli sangat lengkap dan sah secara hukum. Melalui perundingan, keluarga Zuriah akhirnya menyetujui pengalihan para jenazah. Seorang ustaz yang mafhum dengan proses pemindahan jenazah diundang. Kakitangan pemerintah yang jumlahnya tak lebih dari sepuluh orang-turut serta menyaksikan. Satu persatu kubur saudara-saudara Zuriah lebih dahulu dibongkar. Umumnya tulang belulang jenazah yang tersisa tidak lengkap lagi bila disatukan. Ada sebahagian organ tubuh yang reput dimakan cacing tanah. Maklum, usianya sudah lapuk. Setelah seluruh jenazah berhasil diangkat ke atas, tak ada peristiwa ajaib yang berlaku. Giliran kubur Zuriah dikorek. Para penggali kubur terkejut menemukan papan penutup jenazahnya belum reput, apalagi tanahnya mengeluarkan aroma wangi lagi harum bak di taman bunga. Lebih mengejutkan, tengkorak Zuriah masih berambut, giginya terlihat utuh, tulang-tulangnya tidak menyatu dengan tanah, meski daging tidak membungkus badannya. Kain kafannya tak terkoyak, kendati warna putihnya berubah kusam, hampir sama dengan warna tanah.
Anehnya, posisi Zuriah dalam keadaan terlentang. Kedua tangannya bersedekap di atas dadanya. Padahal, lazimnya mayat yang baru dikebumikan mukanya diarahkan menghadap kiblat, sedang sekujur tubuhnya agak dimiringkan. Untuk menahan supaya mayat tidak terbalik, bola-bola yang terbuat dari tanah berbentuk bundar dipasang pada sudut-sudut tertentu. Anak, menantu dan ahli keluarga Zuriah, Ustaz, penggali kubur, dan masyarakat umum yang menyaksikan pemindahan mayat merasa takjub. “Maha Suci Allah...” (dilafazkan dalam bahasa Arab) ucap ustaz. Jenazah Zuriah dibersihkan, dimandikan lantas disolatkan diperlakukan seperti halnya orang baru meninggal dunia. Kemudian jenazah langsung dikuburkan kembali di tempat pemakaman umum di daerah Semper, Cilincing, Jakarta Utara. Setelah selesai dikebumikan, keluarga Zuriah bercadang mengadakan acara tahlilan. Menurut perwakilan keluarga, semua yang dilihat secara kasat mata ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditujukan bagi orang yang masih hidup.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Jun 2014 di pasaran...

No comments: