Wednesday, June 11, 2014

Nabi Musa Dan Samiri Yang Menyesatkan

KAUM Bani Israil telah melihat mukjizat yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Musa. Mereka melihat bagaimana laut Merah mampu terbelah dan Allah menyelamatkan mereka dari kejaran Firaun. Bahkan, mereka juga menyaksikan bagaimana Firaun yang sombong - dan tak tahu diri mengaku sebagai tuhan itu akhirnya tenggelam digulung ombak. Padahal sebelumnya, mereka bersama Nabi Musa boleh menyeberangi laut Merah dengan selamatnya. Peristiwa itu membuat mereka bernafas lega. Dua belas kabilah yang ikut Nabi Musa itu pun boleh melanjutkan perjalanan dengan aman. Tapi, dalam perjalanan itu, Nabi Musa kembali menunjukkan kekuasaan Allah. Ia atas izin Allah - boleh mendatangkan sumber mata air yang memancar dari batu. Kaum Bani Israil pun boleh minum air segar, sehingga mereka tidak lagi kehausan.

Meminta Hal Aneh
Namun, kepercayaan lama yang dipeluk kaum Bani Israil belum terkikis. Selama bertahun-tahun, mereka tetap menyembah berhala. Saat melintasi satu daerah yang penduduknya menyembah berhala, beberapa orang kemudian berkata kepada kepada Nabi Musa: “Wahai Musa buatlah untuk kami suatu tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan”. Nabi Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang jahil.” “Sesungguhnya mereka (penyembah-penyembah berhala itu), akan dihancurkan apa yang mereka berada di dalamnya (dari perbuatan syirik), dan tetaplah salahnya apa yang mereka kerjakan.”
“Nabi Musa berkata lagi: “Patutkah aku mencari tuhan untuk  kamu selain dari Allah, padahal ia telah melebihkan kamu atas sekalian manusia (yang sezaman dengan kamu, dengan berbagai nikmat yang telah dikurniakanNya kepada kamu)?” (Al-A’raaf: 138, 139,140) “Bagaimana kami menyembah Allah sementara kami tidak melihatNya?” “Kalian telah melihat tanda-tanda (kekuasaan)Nya. Dia telah menyelamatkan kalian dari Firaun dan bala tenteranya. Kalian telah melihat air segar dan dingin yang mengalir dari batu itu.”
Sejenak, jawapan itu mampu membungkam mulut Bani Israil. Mereka tahu sepenuhnya Nabi Musa adalah benar. Tapi kaum Bani Israil memang keras kepala - selalu menuntut lebih dari apa yang dianugerahkan. Padahal, selain dianugerahi air segar dan dingin, Allah telah menurunkan makanan manna dan salwa.
Orang-orang bani Israil seakan tidak mahu bersyukur. Keselamatan yang telah dijanjikan Nabi Musa, ternyata, tak dibalas dengan keimanan, melainkan mereka selalu meragukan, selalu meminta Nabi Musa untuk boleh melihat Allah secara langsung. Akhirnya, untuk meneguhkan keimanan di hati mereka, Nabi Musa memerintahkan tujuh puluh orang dari kaum Bani Israil untuk mengikutinya ke Gunung Thur.
Sebelum berangkat, Nabi Musa meminta Nabi Harun jadi pengganti dalam memimpin kaumnya. “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerosakan.” (Lihat QS. Al-A’raf: 142)

Selanjutnya dapatkan Hidayah Jun 2014 di pasaran...

No comments: