Wednesday, June 11, 2014

Teman Sejati Dalam Kematian

SETIAP manusia pasti akan menemui kematian. Entah bila hayat kita di dunia ini habis. Hanya Allah saja yang mengetahui. Apa yang penting bagi kita ialah mengingati kematian itu. Sebab, sebijak-bijak manusia ialah mereka yang banyak ingatannya kepada kematian, serta banyak persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka itulah orang yang benar-benar akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat. (Al-Hadis). Ramai di antara kita yang menganggap kematian sebagai peristiwa yang harus ditangisi. Kerana itulah, ketika ada kerabat, teman, atau orang yang kita kasihi meninggalkan kita untuk selamanya, maka kita sering terjebak dalam ratapan yang sesungguhnya tidaklah perlu. Yang sebaiknya kita lakukan ialah mengambil hikmah daripadanya, sebab dengan demikian nurani kita akan terbuka untuk mempersiapkan diri dengan baik dalam menuju suatu kepastian berupa kematian. Di tengah situasi zaman yang penuh dengan persaingan, mahu tidak mahu kita memang kerap terbuai dalam kehidupan hidup yang berat pada keduniaan. Kecintaan pada dunia sesungguhnya boleh membuat kita terlena usaha mengumpulkan harta, mengejar pangkat, padahal takkan mampu membeli kematian, atau menjadi teman kita dalam menyongsong sang maut. Kita boleh memiliki banyak harta, nama dan teman di dunia ini. Tetapi kadang-kadang kita lalai untuk mencari teman yang akan menemani kita di alam kubur dan di akhirat nanti. Teman itu tak lain adalah amal kebaikan kita. Amal perbuatan manusia yang baik ataupun yang buruk akan tersimpan di alam kubur, sebagaimana terpelihara dalam suatu kotak. Amal kebaikan akan menyerupai seorang manusia yang berwajah tampan. Dia akan menemani kita di dalam kubur, menghibur dan menyenangkan hati kita.
Sedangkan amal atau perbuatan buruk kita akan datang menyerupai manusia yang berwajah buruk dan berbau busuk, sehingga akan menambah kesengsaraan kita di dalam kubur. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda, “Tiga hal yang mengikuti seseorang ke kuburnya: harta bendanya, kaum kerabatnya dan amal perbuatannya. Harta dan kerabatnya akan kembali setelah upacara pengkebumian, yang tetap tinggal bersamanya hanyalah amal perbuatannya saja.” Dikisahkan, pada suatu hari Rasulullah s.a.w. bertanya kepada para sahabat,” Tahukah kamu tentang contoh hubunganmu dengan saudaramu, kekayaanmu dan amal perbuatanmu?” Para sahabat pun semuanya ingin mendengar penjelasan dari Nabi. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda, “Hubunganmu dengan semua itu seperti seorang manusia dengan tiga orang saudaranya. Apabila manusia itu hampir mendekati kematiannya, ia pun memanggil saudaranya yang pertama lalu berkata,” Saudaraku, engkau tahu akan keadaanku bukan? Apakah pertolongan yang dapat engkau berikan kepadaku?” Saudaranya menjawab, “Aku akan merawatmu dan akan mengubatimu serta melayanimu sepenuhnya. Jika engkau mati aku akan memandikanmu, mengkafanimu serta mengusung jenazahmu ke kuburan. Setelah penguburan aku akan berdoa kebaikan untukmu.” Rasulullah s.a.w. pun bersabda,  “Saudaranya yang pertama ini adalah kaum kerabatnya.” Saudara yang kedua ketika diberi pertanyaan yang sama ia menjawab, “Aku akan bersama-sama denganmu selama engkau masih hidup, apabila engkau telah mati aku akan pergi ke tempat lain.” Saudaranya yang kedua ini adalah harta kekayaannya.

Selanjutnya dapatkan Hidayah Jun 2014 di pasaran...

No comments: