“Alif. Laam. Miim. Telah dikalahkan bangsa Rom di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rom) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, kerana pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (Ar-Ruum: 1 – 7) Al-Quran mengungkap keajaiban yang tak seorang pun dapat menandinginya. Kalam Allah itu tak semata-mata memuat kisah yang terjadi di masa lalu, tapi boleh menembus batas waktu dengan menyatakan peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Salah satu peristiwa masa depan yang disebut dalam al-Quran adalah khabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang akhirnya menaklukkan Makkah, yang saat itu dikuasai kaum kafir (penyembah berhala). Hal itu ditegaskan Allah, “Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada RasulNya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (iaitu) sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insyaAllah dalam keadaan aman dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.” (Al-Fath: 27). Allah tak pernah ingkar janji. Apa yang disebutkan dalam al-Quran itu menjadi kenyataan. Makkah berhasil ditaklukkan, bahkan tanpa pertumpahan darah.
Kemenangan Bangsa Rom
Sepenggal khabar gembira lain terkait peristiwa masa mendatang disebut pada tujuh ayat pertama surah Ar-Ruum, yang merujuk kepada raja Bizantium, wilayah timur pemerintahan Rom. Dalam ayat itu, Allah menceriakan raja Bizantium telah mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan.
“Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Rom di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rom) itu bergembiralah orang-orang yang beriman kerana pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (Ar-Ruum: 1 – 7) Bangsa Rom – Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel – dan bangsa Parsi sudah lama dicekam perang. Bangsa Nasrani, yang mempunyai kitab suci. Bangsa Parsi merupakan bangsa yang beragama Majusi, menyembah api dan berhala. Kaum musyrik Makkah berada di pihak bangsa Parsi. Kaum muslimin di belakang bangsa Rom (Raja Bizantium). Ketika tersiar kabar bangsa Rom dikalahkan oleh bangsa Parsi, kaum muslimin dilanda dukacita. Sebaliknya, kaum musyrik Makkah bersukacita. Dalam suasana penuh kegembiraan itu, kaum musyrik Makkah mengejek kaum muslimin, “Kami pun – seperti halnya Parsi – akan mengalahkan kalian, sebagaimana Bizantium terkalahkan.” Kekalahan Rom itu, seperti diungkapkan oleh Quraish Shihab, tak lain sebab Parsi menyerbu daerah Syam, dan Palestin yang merupakan wilayah di bawah kekuasaan Rom. Raja Aboris (putera Hurmuz, penguasa Parsi yang dikenal di kalangan Arab dengan nama Kisra) berhasil menguasai Anthakiah, Damaskus dan mengepung Baitul al-Maqdis yang kemudian merebut, membakarnya, merompak dan membantai penduduknya. Ini terjadi pada tahun 615 M. Kemudian, Allah menurunkan ayat pertama dan ayat berikutnya – surah ar-Ruum yang menerangkan; sesudah bangsa Rom mengalami kekalahan itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun lagi.
Selanjutnya dapatkan Hidayah September 2010 di pasaran...
Wednesday, August 25, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment